LA Modul 3 Adder Inverting Amplifier
Pinsip Kerja :
Rangkaian Adder Inverting Amplifier adalah bentuk rangkaian penjumlahan yang mendasarinya adalah Inverting Amplifier yang mengalikan hasil keluarannya dengan penguatan yang serupa seperti dalam rangkaian pembalik. Secara esensial, output dari rangkaian ini mencerminkan total nilai dari semua input yang masuk ke dalam rangkaian.
Masing-masing tegangan input akan mengalami perkalian, dan hasil penjumlahan keseluruhannya akan mengalir ke dalam rangkaian Inverting Amplifier, di mana sinyal outputnya akan mengalami inversi atau perubahan fasa sebanyak 180 derajat.
Pada operasi penjumlahan dengan Adder Inverting Amplifier, nilai tegangan input (V1, V2, V3) akan disalurkan secara berurutan ke jalur penguat inverting melalui resistor R1, R2, R3. Akibatnya, jumlah nilai input tersebut akan menjadi negatif karena penguat operasional dioperasikan dalam mode membalik. Penguatan tegangan (Av) dari setiap sinyal input akan mengikuti perbandingan antara resistor feedback (Rf) dan resistor masing-masing input.
Dalam percobaan ini, digunakan Rf sebesar 20k ohm dengan nilai V1 dan V2 yang telah ditentukan oleh jurnal. Besarnya output yang dihasilkan dari rangkaian dihitung dengan rumus berikut:
Pada percobaan ini, prinsip kerjanya adalah bahwa nilai tegangan input (V1 dan V2) mengalir melalui resistor input masing-masing (R1 dan R2) dan bertemu di satu titik yang disebut sebagai Vm. Titik Vm tersebut kemudian diarahkan ke kaki inverting op amp dan Rf, menuju Vout. Arus dari op amp akan mengalir ke ground yang terhubung dengan kaki non-inverting. Ciri khusus dari rangkaian adder inverting ini adalah sinyal outputnya merupakan hasil penguatan dari penjumlahan sinyal input. Selain itu, ciri lainnya terletak pada sinyal output yang akan mengalami inversi/membalik dan memiliki perbedaan fase sebesar 180 derajat dari sinyal input.
1. Analisa prinsip kerja dari rangkaian adder inverting amplifier berdasarkan nilai yang didapatkan dari percobaan
Jawab:
Fungsi dari rangkaian adder inverting amplifier adalah untuk menjumlahkan tegangan input yang memasuki rangkaian, dengan harapan bahwa outputnya akan mencerminkan total nilai dari semua input. Dalam eksperimen yang telah dilakukan, menggunakan nilai resistor feedback (Rf) sebesar 20k ohm, resistor R1 dan R2 sebesar 10k ohm, dan nilai V1 serta V2 yang mendekati atau sesuai dengan jurnal, hasil keluaran menunjukkan penguatan yang sesuai dengan operasional amplifier. Keempat data percobaan memberikan bukti penguatan, seperti pada kasus:
V1 = 1V dan V2 = 3V, yang menghasilkan nilai Vout sebesar -8V.
V1 = -1V dan V2 = 2V, yang menghasilkan nilai Vout sebesar -1,998V.
Prinsip kerja dalam percobaan ini adalah bahwa nilai tegangan input mengalir melalui resistor input masing-masing menuju satu titik yang disebut sebagai Vm. Titik Vm tersebut kemudian diarahkan ke kaki inverting op amp dan Rf, menghasilkan Vout. Arus dari op amp akan mengalir ke ground yang terhubung dengan kaki non-inverting.
Selain itu, nilai Vout yang dihasilkan pada setiap percobaan juga bersifat negatif, menunjukkan bahwa rangkaian adder inverting amplifier akan membalikkan sinyal sebesar 180 derajat, sehingga fase antara tegangan input dan output tidak selaras.
2.Bagaimana perbandingan antara nilai perhitungan dengan pengukuran dan jika terjadi perbedaan berikan alasannya
Jawab :
Berdasarkan perbandingan antara data hasil perhitungan dan data pengukuran dari percobaan, terdapat kesesuaian nilai, atau hampir mendekati. Dengan menggunakan nilai resistor feedback (Rf) sebesar 20k ohm dan resistor R1, R2 sebesar 10k ohm, didapatkan penguatan sebesar -2 kali dari nilai Vm. Besar nilai penguatan ini cocok dengan penguatan yang diukur, karena data yang digunakan dalam keduanya identik.
Perbedaan yang mencolok hanya terlihat pada data ke-4, di mana V1 = 2V dan V2 = 4V. Pada kondisi tersebut, hasil pengukuran menunjukkan data sebesar -9,97V, sementara perhitungan seharusnya menghasilkan -12V. Perbedaan ini muncul karena ketika menentukan nilai input, nilai V2 tidak sesuai dengan ketentuan jurnal akibat batasan maksimum perputaran potensiometer (nilai V2 hanya mencapai sekitar 3,84V). Begitu pula dengan nilai V1 yang tidak sesuai dengan ketentuan jurnal, sehingga nilai Vout yang dihasilkan lebih rendah dari yang seharusnya.
HTML Klik Disini
Video Percobaan Klik Disini
Video Analisa Klik Disini
Komentar
Posting Komentar